Al Alamul Iman : Kejadian Alam Semesta | Asal muasal Kejadian Allah SWT menciptakan Seluruh Alam
Assalamu'alaikum wr, wb.
Puji Syukur terhadap Alloh Robbul'amin yang telah menjadikan Makhluk-Nya dan memberikan Ilmu dan Bimbingan-Nya bagi makhluk-Nya yang Ia kehendaki, semoga kita mendapat taufiq dan hidayah agar kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT serta kita mendapat Rahmat dan syafaat Rosululloh saw.
Mari kita mempelajari Asal muasal Kejadian Allah SWT menciptakan Seluruh Alam dan bagaimana pertama tama Alloh SWt menciptakan Alam semsta beserta isinya ini, mudah mudahan kita mendapat taufik dan hidayah agar tetap beramal dan beribadah thd Alloh Ta,ala..aamiin.
Illustrasi Jagat Raya |
Mari kita mempelajari Asal muasal Kejadian Allah SWT menciptakan Seluruh Alam dan bagaimana pertama tama Alloh SWt menciptakan Alam semsta beserta isinya ini, mudah mudahan kita mendapat taufik dan hidayah agar tetap beramal dan beribadah thd Alloh Ta,ala..aamiin.
Ketahuilah-semoga engkau diberi taufik pada segala yang dicintai dan diridhai Allah SWT -makhluk pertama yang diciptakan Allah SWT adalah ruh Muhammad SAW. Ia diciptakan dari cahaya
jamalullah. Sebagaimana firman Allah dalam Hadis Qudsi,
"Pertama kali yang Aku ciptakan adalah ruh Muhammad dari cahaya-Ku."
Nabi SAW juga bersabda,
"Yang pertama diciptakan oleh Allah ialah ruhku. Dan, yang pertama diciptakan oleh Allah ialah cahayaku. Dan, yang pertama diciptakan oleh Allah ialah AI-Qalam. Dan, yang pertama diciptakan oleh Allah ialah akal."
(HR. Abu Daud).
Artinya bahwa ruh, cahaya, al-qalam, dan akal pada dasarnya adalah satu, yaitu Hakikat Muhammad.
Hakikat Muhammad kemudian disebut nur karena bersih dari segala kegelapan yang menghalangi jalalullah. Sebagaimana firman Allah,
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang meryelaskan."
(QS. Al-Ma'idah [5]: 15)
Hakikat Muhammad disebut juga akal karena ia yang
menemukan dan memahami segala sesuatu. Hakikat Muhammad disebut juga al-qalam (pena) karena ia menjadi sebab perpindahan ilmu seperti halnya mata pena sebagai penoreh ilmu di hamparan alam huruf (pengetahuan yang tertulis). Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni, sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
“Aku dari Allah dan orang-orang beriman berasal dari diriku."
Dan, dari ruh Muhammad itulah Allah SWT menciptakan semua ruh di Alam Lahut dalam bentuk yang terbaik dan hakiki. Dan, Muhammad adalah nama bagi seluruh manusia di Alam Lahut. Alam Lahut adalah Negeri Asal. Setelah 4.000 tahun dari penciptaan Ruh Muhammad, Allah SWT kemudian menciptakan 'Arasy dari Nur Muhammad. Begitu pula, seluruh makhluk lainnya diciptakan dari Nur Muhammad.
Kemudian, ruh-ruh itu diturunkan ke alam yang terendah maksud saya (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani) ke dalam jasad-jasad manusia. Sebagaimana firman Allah,
"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendahrendahnya."
(QS. At-TIn [95]: 5)
Proses turunnya adalah setelah ruh diciptakan di Alam Lahut, kemudian ia diturunkan ke Alam Jabarut. Lalu, di sana ia dibalut dengan Cahaya Jabarut sebagai pakaian antara dua haram (dua tempat antara dimensi ketuhanan dan dimensi makhluk, di Alam Kabir). Ruh di lapisan kedua ini disebut Ruh Sulthani. Selanjutnya, diturunkan lagi ke Alam Malakut dan dibalut dengan Cahaya Malakut yang kemudian disebut dengan Ruh Ruwani. Kemudian, diturunkan lagi ke Alam Mulki dan dibalut dengar Cahaya Mulki. Ruh di lapisan keempat inilah yang disebut dengan Ruh Jismani.
Selanjutnya, Allah SWT menciptakan jasad-jasad. Sebagaimana firman Allah,
"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain."
(QS. Thaha [20]: 55)
Setelah tercipta jasad-jasad, Allah SWT memerintahkan ruh
(di Alam Mulki tadi) agar masuk ke dalam jasad-jasad itu dan ruh pun masuk ke dalamnya. Sebagaimana firman Allah,
"Dan Aku tiupkan ruh ciptaan-Ku dari-Ku."
(QS. AI-Hijr [15]: 29)
Ketika ruh berada di dalam jasad dan merasa senang di dalamnya, ruh lupa akan perjanjian awal di Alam Lahut, yaitu hari perjanjian ketika Allah SWT bertanya,
"Bukankah Aku ini Tuhan kalian?"
'Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi:
(QS. AI-A'raf[7]: 172)
Akibat ruh lupa pada perjanjian awalnya maka ia tidak dapat
kembali ke Alam Lahut sebagai Negeri Asal. Dengan kasihnya, maka Allah SWT pun menolong ruh-ruh itu dengan menurunkan kitab-kitab samawi yang mengingatkan mereka tentang Negeri Asal. Sebagaimana firman Allah,
"Dan ingatkanlah mereka pada hari-hari Allah."
(QS. Ibrahim [14]: 5)
Maksud "hari-hari Allah" adalah hari saat pertemuan antara
Allah SWT dengan seluruh arwah di Alam Lahut. Adapun para nabi, mereka datang ke bumi dan kembali ke akhirat. Badan mereka di bumi, sedangkan ruh intinya berada di Negeri Asal karena adanya peringatan ini. Sangat sedikit orang yang sadar, berkeinginan, dan berkeinginan sampai ke Negeri Asal.
Bagi yang Mau Mengikuti Program (metode) Asnaf Shodaqoh klik disini
Wallohu'alam
Wallohu'alam
Wassalamu'alaikum wr, wb.
Baca Juga
Baca Juga
Sumber : Ustadz Aang | Kitab Sirrur Asror ( Tuan Syekh Abdul Qodir Zailani ra)