AL ALAMUL IMAN | MENJELASKAN TENTANG DZIKIR
Allah SWT telah memberi petunjuk kepada orang-orang yang gemar berdzikir. Sebagaimana firman-Nya,
"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana Allah telah memberikan peturyuk kepadamu." (QS. Al-Baqarah [2]: 194)
Maksud dari ayat di atas adalah, "Allah SWT memberi petunjuk pada martabat dzikirmu." Nabi SAW bersabda,
"Kalimat yang terunggul yang aku ucapkan dan diucapkan pula para nabi sebelumku adalah La Ilaha Illallah."
Adapun dzikir lisan berfungsi sebagai pengingat hati, terhadap dzikir yang dilupakannya. Sedangkan, dzikir nafsi ialah dzikir yang tidak bisa didengar huruf dan suaranya. Ia hanya bisa didengar dengan indra dan gerakan dalam batin. Dzikir kalbu adalah untuk menggali jalaliah dan jamaliah yang terkandung di dalam hati. Dzikir ruh adalah untuk menyaksikan cahaya Tajalli Sifat. Dzikir
"Allah mengetahui sirri (rahasia) dan akhfa (yang lebih samar)." (Q5. rhaha [20]: 7)
"Allah menetapkan ruh atas perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya." (QS. Ghafir [40]: 15)
Ruh yang ini (Thiflul Ma'ani) selalu ada di Alam Al-Qudrah dan menyaksikan Dzat di Alam Hakikat hingga tidak berpaling pada selain Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,
"Dunia haram bagi ahli akhirat. Akhirat haram bagi ahli dunia. Dunia dan akhirat haram bagi Ahlul/ah. "
Jalan untuk wushul (sampai kepada Allah SWT) ialah dengan selalu menjaga badan tetap berada di jalan yang benar dengan melakukan semua hukum syariat, baik siang maupun malam.Dan mendisiplinkan diri dengan berdzikir-dengan lirih maupun jahar-hukumnya wajib dan harus dilakukan oleh semua manusia yang ingin dekat pada Allah SWT. Allah SWT berfirman,
"Ingatlah Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi." (Q5. Ali 'Imran [3J: 191)